Sunday 7 April 2013

Menjadi Manusia Sempurna/Insan Kamil dalam Islam


Menjadi Manusia Sempurna/Insan Kamil dalam Islam (1)
Sedangakan yang dimaksud adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu ‘Arabi dan Al-Jili, yaitu manusia yang memiliki indikator sperti sifat para rasul (shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah). Adapun yang dimaksud semua aspek disini yaitu mencakup jasmani, akal, dan hati[1].

Kalau ditilik lebih jauh, keempat sifat wajib nabi dan rasul ini akar yang mencakup dimensi-dimensi jasmani, akal dan hati. Yakni, pertama Shiddiq, bermakna orang yang selalu berprilaku jujur dan selalu mensoisialisasikan kejujuran dalam langkah-langkah hidup yang di tempuh. Karena memang, kejujuran dapat mempermudah urusan dunia dan akhirat.  Kedua Amanah, artinya dapat dipercaya karena telah terbukti memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang mumpuni dan teruji. Dari sifat amanah ini berimplikasi pada adanya pakem loyalitas tinggi yang melahirkan kesatabilan dan balance (keseimbangan) system yang ada. Ketiga Tabligh, yaitu proses penyampaian hakikat kebenaran dan realita yang rill yang didasarkan pada ranah keilmuan. Proses ini intinya adalah proses eksistensi kemaslahatan umat manusia, terjadi recycle (perputaran) pengkaderan bibit unggul membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berperadaban lebih baik. Keempat Fathonah, adalah pembentukan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik yang tidak bisa dihindari bagi orang yang akan menjadi pemimpin. Agar kepemimpin yang di bangun menjadi harmonis dan maju. Karena setiap orang adalah pemimpin.  
A.    Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah yang akan di  bahas dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah paradigma Spiritual Quotient (SQ) pada manusia?
2.      Bagaimanakah paradigma insan kamil?
3.      Bagaimanakah paradigma Spiritual Quotient (SQ) dalam membentuk insan kamil?

C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
       Tujuan penelitian skripsi ini terbagi menjadi dua bagaian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya adalah mengungkapkan Spiritual Quotient sebagai khazanah pemikiran Islam dalam konteks pendidikan rohani yang kemudian akan dijadikan sebagai upaya membentuk insan kamil. Sedangkan tujuannya secara khusus adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mendeskripsikan Spiritual Quotient pada manusia
2.      Untuk mendeskripsikan paradigma insan kamil
3.      Untuk mendeskripsikan paradigma Spiritual Quotient (SQ) sebagai upaya untuk membangun dan membentuk jiwa dan kepribadiaan Insan Kamil?
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti terkait dengan penelitian skripsi ini, antara lain adalah:
1.      Memberikan sumbangsih pemikiran terhadap dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan upaya pengembangan pendidikan Islam yang berwawasan Spiritual Quotient sebagai upaya pencarian sekaligus penanaman nilai dan makna yang lebih kaya dan luas dalam kehidupan manusia. Agar pendidikan benar-benar menemukan keotientikan dan fungsinya untuk membangun manusia seutuhnya.
2.      Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan sekaligus sumber daya manusia (SDM) yang berwawasan intelektual dan kedalaman spiritual. Karena memang, pada hakekatnya pendidikan di rancang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia secara keseluruhan, baik potensi badaniyah/jismiyah terlebih potensi ruhaniyah yang belakangan ini jarang diperhatikan oleh kaum akademis.
3.      Memberikan pemikiran sumbangsih kepada masyarakat luas, berupa informasi dan gagasan baru tentang pendidikan Islam dan kiprahnya dalam membangun jiwa (animus) teisme-humanis dalam upaya pencarian hakikat makna dan nilai kehidupan yang sejati dari manusia paripurna.



1 comment:

  1. Top 15 Casinos For Canadian Players - DrmCD
    It's not only about games, 창원 출장마사지 but also the thrill of online 강원도 출장샵 gaming. Find out 정읍 출장마사지 about the best casinos for Canadian players in 2021. Rating: 3 · 강원도 출장샵 ‎7 votes 경주 출장안마

    ReplyDelete