Menjadi Manusia Sempurna/Insan Kamil dalam Islam (1)
Sedangakan yang dimaksud adalah sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ibnu ‘Arabi dan Al-Jili, yaitu manusia yang memiliki indikator
sperti sifat para rasul (shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah). Adapun yang
dimaksud semua aspek disini yaitu mencakup jasmani, akal, dan hati[1].
Kalau ditilik lebih jauh, keempat
sifat wajib nabi dan rasul ini akar yang mencakup dimensi-dimensi jasmani, akal
dan hati. Yakni, pertama Shiddiq,
bermakna orang yang selalu berprilaku jujur dan selalu mensoisialisasikan
kejujuran dalam langkah-langkah hidup yang di tempuh. Karena memang, kejujuran
dapat mempermudah urusan dunia dan akhirat.
Kedua Amanah, artinya dapat
dipercaya karena telah terbukti memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang
mumpuni dan teruji. Dari sifat amanah ini berimplikasi pada adanya pakem
loyalitas tinggi yang melahirkan kesatabilan dan balance (keseimbangan) system yang ada. Ketiga Tabligh, yaitu proses penyampaian hakikat kebenaran dan realita
yang rill yang didasarkan pada ranah keilmuan. Proses ini intinya adalah proses
eksistensi kemaslahatan umat manusia, terjadi recycle (perputaran) pengkaderan bibit unggul membangun sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan berperadaban lebih baik. Keempat Fathonah, adalah pembentukan aspek
Kognitif, Afektif dan Psikomotorik yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
akan menjadi pemimpin. Agar kepemimpin yang di bangun menjadi harmonis dan
maju. Karena setiap orang adalah pemimpin.
A.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka fokus masalah yang akan di bahas dalam penelitian skripsi ini sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah
paradigma Spiritual Quotient (SQ) pada manusia?
2. Bagaimanakah
paradigma insan kamil?
3. Bagaimanakah
paradigma Spiritual Quotient (SQ) dalam membentuk insan kamil?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
penelitian skripsi ini terbagi menjadi dua bagaian, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umumnya adalah mengungkapkan Spiritual Quotient sebagai khazanah
pemikiran Islam dalam konteks pendidikan rohani yang kemudian akan dijadikan
sebagai upaya membentuk insan kamil. Sedangkan tujuannya secara khusus adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mendeskripsikan Spiritual Quotient pada manusia
2. Untuk
mendeskripsikan paradigma insan kamil
3. Untuk
mendeskripsikan paradigma Spiritual Quotient (SQ) sebagai upaya untuk membangun
dan membentuk jiwa dan kepribadiaan Insan Kamil?
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti terkait
dengan penelitian skripsi ini, antara lain adalah:
1. Memberikan
sumbangsih pemikiran terhadap dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan
upaya pengembangan pendidikan Islam yang berwawasan Spiritual Quotient sebagai
upaya pencarian sekaligus penanaman nilai dan makna yang lebih kaya dan luas
dalam kehidupan manusia. Agar pendidikan benar-benar menemukan keotientikan dan
fungsinya untuk membangun manusia seutuhnya.
2. Sebagai
bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan sekaligus sumber daya
manusia (SDM) yang berwawasan intelektual dan kedalaman spiritual. Karena
memang, pada hakekatnya pendidikan di rancang untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki manusia secara keseluruhan, baik potensi badaniyah/jismiyah terlebih
potensi ruhaniyah yang belakangan ini jarang diperhatikan oleh kaum akademis.
3. Memberikan
pemikiran sumbangsih kepada masyarakat luas, berupa informasi dan gagasan baru
tentang pendidikan Islam dan kiprahnya dalam membangun jiwa (animus) teisme-humanis dalam upaya
pencarian hakikat makna dan nilai kehidupan yang sejati dari manusia paripurna.
Top 15 Casinos For Canadian Players - DrmCD
ReplyDeleteIt's not only about games, 창원 출장마사지 but also the thrill of online 강원도 출장샵 gaming. Find out 정읍 출장마사지 about the best casinos for Canadian players in 2021. Rating: 3 · 강원도 출장샵 7 votes 경주 출장안마